Rasul sebagai figur Pengabdian Manusia, yang dibenci oleh orang orang pada zamannya
Pengabdian adalah sebuah perwujudan dari sebuah ketunduk patuhan.
Disaat kita memutuskan untuk mengabdi, tentu kita harus memiliki dasar dan
contoh dalam tindakan ini. sama seperti disaat kita ingin menjadi pembisnis
yang sukses maka kita harus belajar banyak dari para pembisnis yang sudah
terlebih dahulu sukses, bagaimana cara mereka memulai, pola pemasarannya
bagaimana, step by stepnya. Sama seperti hal ini, dalam pengabdian kepada sang
pencipta kita juga butuh seorang figur yang telah dahulu melewati perjalanan
dijalan Allah, siapa dia? Ya dia adalah rasul
Mengapa
harus rasul?
Rasul
berasal dari Bahasa Arab yang artinya seseorang yang mendapat Wahyu dari Allah dan ia diperintahkan untuk menyampaikan dan mengembalikan masa
umat yang saat itu kondisinya jahilliyah atau zaman kegelapan menjadi kondisi
yang terang benderang. Dan kita mencontoh rasul karena rasul merupakan suri
tauladan yang baik seperti yang tertulis pada Al-Quran surat Al-Ahzab (33) ayat
21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”
Dalam surat
itu dijelaskan jika rasullalah merupakan suri teladan yang baik, yang mana
dapat kita jadikan contoh dalam pengabdian ini. tapi mengapa kita harus
mengikuti rasul dalam pengabdian ini bukannya masih banyak orang jenius atau
orang pintar diluar sana dan mengapa harus rasul?
Jika kita
lihat dari sejarah para rasul, kita percaya jika rasul merupakan manusia
pilihan sang pencipta tapi jika kita lihat lebih dalam, perjuangan dan
perjalanan rasul itu begitu sulit dan sangat penuh dengan perjuangan demi
menegakan hukum sang pencipta disaat masa jahilliyah pada saat itu. Layaknya
Muhammad yang begitu dibenci Abu Jahal bahkan sampai ia dilempari batu oleh
penduduk mekkah, Isa dengan Raja Herodes, dan Musa dengan Firaun dan rasul lainnya yang begitu dibenci oleh pemimpin pemimpin Jahilliyah pada masanya. Tentu kita percaya ada beberapa Rasul lainnya selain Muhammad dan
mereka sama sama melewati perjalanan yang begitu sulit untuk menegakan sebuah
kebenaran, lalu mengapa? Bukankah mereka menyampaikan sebuah kebenaran kepada
orang orang yang ada pada setiap zamannya?
Mengapa Rasul begitu dibenci oleh orang orang pada zamannya?
1. Rasul
Tidak mengikuti Hawa Nafsu
Mengapa rasul tidak disukai oleh mereka karena yang pertama,
rasul mengatakan benar apa yang difirmankan oleh Allah, bukan hanya sekedar
mengikuti hawa nafsunya atau keinginan pribadinya. Jelasnya mari bersama sama
kita baca surat Al-Jaatsiyah (45) ayat 23
اَفَرَءَيْتَ مَنِ
اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى
سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ
بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ - ٢٣
Artinya : “Maka pernahkah kamu melihat
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah memberikannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?”
Dalam surat diatas dapat kita lihat
Jika Allah senantiasa mengunci mati pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran
seseorang tatkala ia menjadikan Nafsu sebagai Tuhannya. Maksud dari kata
‘Tuhan’ disini adalah sesuatu yang diikuti atau dipatuhi layaknya seseorang
yang dalam kehidupannya hanya mengikuti apa yang mau ia lakukan diluar
ketetapan yang sudah Allah berikan
2. Rasul
tidak mengikuti kebanyakan Manusia
Sama halnya seperti pertanyaan
kita sebelumnya, mengapa rasul begitu dibenci oleh kebanyakan orang pada setiap
zamannya. Rasul dibenci karena ia dan kaumnya adalah kelompok minoritas, apa
yang diungkapkan oleh rasul tentu tidak banyak orang yang tahu karena saat itu
pemahaman jahiliyah masih sangat melekat pada penduduk arab. Mereka yang hanya
mengikuti kebanyakan manusia, mana yang terbanyak itu yang benar, namun rasul
tidak seperti itu. jelasnya mari kita buka surat AlAnam (6) ayat 116
وَاِنْ
تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ
يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ - ١١٦
Artinya : “Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah).”
Teman teman, sudah sangat Jelas apa yang Allah jelaskan pada
surat al an’aam ayat 6 diatas. Kebanyakan orang hanya akan menyesatkan kita
dari sebuah jalan kebenaran Allah. Coba teman teman ingat kembali cerita
sejarah tentang umat Rasul terdahulu, mengapa tidak banyak pengikut kaum rasul
terdahulu? Jawabannya adalah karena orang orang ‘kebanyakan’ hanya mengikuti
perasangka pikiran mereka dan dengan mudahnya menyangkal apa yang telah
disampaikan oleh rasul Allah tanpa berpikir menggunakan akal mereka, mana yang
banyak itulah yang benar.
3. Rasul
tidak mengikuti nenek moyang
dan kebanyakan orang berkata. Nabi berkata benar sesuai
dengan apa yang bisa dipikirkan dengan akal pikiran manusia bukan hanya dari
nenek moyang yang bahkan tidak mengetahui apa yang dia ikuti. Dan Allah jelas
menyerukan kepada utusannya seperti apa yang ada pada surat Al-Baqarah (2) :
170
وَاِذَا قِيْلَ
لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَتَّبِعُ مَآ
اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَانَ اٰبَاۤؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ
شَيْـًٔا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ
Artinya : Dan apabila
dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah",
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa
pun dan tidak mendapat petunjuk?".
Teman teman semua,
dalam surat Al-baqarah merupakan suatu penggambaran kondisi mekkah yang saat
itu mereka masih begitu lekat dengan berbagai ritual yang berasal dari turun
temurun nenek moyang. Mereka tidak mau mengikuti apa yang Muhammad serukan
kepada mereka yaitu mengikuti apa yang diturunkan oleh Allah, padahal apa yang
diikuti mereka saat itu hanyalah sebuah ritual turun temurun yang sebenarnya
nenek moyang mereka pun tidak tahu dan tidak mendapat petunjuk dari Allah
Tentu kita semua tau
bila Alquran merupakan kumpulan wahyu yang diberikan kepada rasul lalu
dibukukan menjadi sebuah Kitab. Quran sendiri mempunyai arti Bacaan yang
memiliki 3 fungsi didalamnya. Lebih jelasnya mari bersama sama kita membuka
surat Al-Baqaran ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ
الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ
كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ
اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا
الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُوْنَ
Artinya : “(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa
di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Diayat siatas dijelaskan jika dimensi Al-Quran adalah sebagai
petunjuk, penjelas, pembeda untuk manusia. Dan Allah juga jelas menyerukan
kepada muhammad untuk mengikuti apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya
yaitu Alquran Seperti yang tertuang pada surat Al-Araf (7) ayat 3
اِتَّبِعُوْا مَآ
اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ
اَوْلِيَاۤءَۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ – ٣
Artinya: “ Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil
pelajaran (daripadanya)”
Teman teman dapat kita simpulkan dari 4 point
penjelasan diatas jika perjalanan hukum Allah itu tidak lah mudah. Muhammad
yang menjadi orang pilihan Bahkan sebegitu dibencinya oleh penduduk Mekkah pada
saat itu, sampai beliau diincar oleh pemimpin pada zamannya untuk dibunuh.
Maka dari itu, dalam pengabdian kita kepada sang
Pencipta tentu semua memiliki proses. sama halnya seperti sang baginda Rasul
yang memulai perjalanan dia dengan cara berdakwah secara sembunyi sembunyi, menyebarkan
ajaran Allah kepada orang orang yang mau menggunakan akalnya lalu berproses
hingga tahap dakwah secara terbuka lalu hijrah dan seterusnya.
Kepada teman teman semua, saya ingatkan kembali
kepada kita semua termasuk saya pribadi untuk senantiasa bersyukur dan terus
menggali apa yang sudah Allah berikan kepada kita dan jangan pernah lelah
belajar Ilmu Allah, karena kehidupan kita ini seperti sebuah mesin yang sudah
mempunyai SOP yaitu sebuah Kitab, cukuplah SOP dari sang pencipta jangan kita
mencari SOP lain atau justru membuat SOP baru
Sampai jumpa ditulisan saya berikutnya
Komentar
Posting Komentar